SESI-7
MATA KULIAH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
MATA KULIAH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
By: Himawan Dwiatmodjo, S.H., LL.M.
"Jika kau tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka kau akan merasakan perihnya kebodohan." (Imam Syafi'i)
Dampak Masif Korupsi
Ketika korupsi terjadi, dampaknya menjalar hampir ke seluruh sendi kehidupan.
Terpapar langsung atau tidak, korupsi memiliki efek yang merajalela ke seluruh aspek sebuah negara.
Menurut penelitian Paulo Mauro (1995), hubungan korupsi dan ekonomi memiliki korelasi negatif dengan:
Tingkat investasi
Pertumbuhan ekonomi
Pengeluaran negara untuk program sosial dan kesejahteraan
Meningkatnya biaya barang dan jasa
Melonjaknya utang negara
Jembatan Kutai Kartanegara yang dibangun pada tahun 1995 adalah jembatan yang melintas di atas Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter dengan bentang bebas mencapai 270 meter. Pada tanggal 26 November 2011, Jembatan Kutai Kartanegara ambruk diduga akibat tali penyangga yang putus saat sedang dilakukan pengenduran dan pengencangan baut jembatan.
Berdasarkan temuan KPK, ada indikasi ketidakjujuran dalam perencanaan ataupun spesifikasi barang. Jembatan yang usia pakainya diperkirakan lebih dari 10 tahun ini terindikasi tidak memenuhi standar desain dari Kementerian Pekerjaan Umum. Apakah ambruknya jembatan ini dikarenakan faktor alam, faktor teknologi, faktor kelebihan daya muat atau faktor KORUPSI?
Uraikan analisismu terkait dampak robohnya jembatan dalam kasus diatas berdasarkan teori Paulo Mauro !
Teori Paulo Mauro tentang korupsi berfokus pada dampak negatifnya terhadap ekonomi, dengan menyatakan bahwa korupsi secara terbalik berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi, investasi, dan pengeluaran publik untuk kesejahteraan sosial. Teori ini juga mengemukakan bahwa korupsi menyebabkan misalokasi sumber daya dan penurunan kualitas barang dan jasa publik, serta dapat meningkatkan biaya transaksi dan utang negara.
Inti teori Paulo Mauro
Korelasi terbalik: Korupsi memiliki hubungan terbalik dengan pertumbuhan ekonomi, investasi, dan pengeluaran publik untuk program-program sosial. Ini berarti semakin tinggi tingkat korupsi, semakin rendah pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Misalokasi sumber daya: Korupsi, seperti suap dan penggelapan, menyebabkan sumber daya dialokasikan secara tidak efisien ke proyek yang tidak perlu atau tidak berkualitas, bukannya untuk kegiatan yang lebih produktif.
Penurunan kualitas: Dampak korupsi adalah rendahnya kualitas barang dan jasa publik karena dana yang seharusnya digunakan untuk perbaikan malah dikorupsi.
Inefisiensi ekonomi: Korupsi menciptakan inefisiensi dengan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk menerapkan kebijakan, serta dapat menyebabkan negara menanggung utang yang lebih besar.
Dampak korupsi menurut teori Mauro
Pertumbuhan ekonomi lesu: Korupsi memperlambat pertumbuhan ekonomi karena investasi dan pengeluaran publik berkurang.
Investasi rendah: Investor cenderung enggan menanamkan modal di negara yang dianggap korup, sehingga menyebabkan rendahnya investasi.
Kualitas publik menurun: Barang dan jasa publik yang seharusnya berkualitas buruk karena adanya korupsi, seperti pembangunan infrastruktur yang tidak memadai.
Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat (an enermous destruction effects) terhadap berbagai sisi kehidupan bangsa dan negara, khususnya dalam sisi ekonomi sebagai pendorong utama kesejahteraan masyarakat.
Mauro menerangkan hubungan antara korupsi dan ekonomi. Menurutnya korupsi memiliki korelasi negatif dengan tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dan dengan pengeluaran pemerintah untuk program sosial dan kesejahteraan (Mauro: 1995). Hal ini merupakan bagian dari inti ekonomi makro. Kenyataan bahwa korupsi memiliki hubungan langsung dengan hal ini mendorong pemerintah berupaya menanggulangi korupsi, baik secara preventif, represif maupun kuratif.
Di sisi lain meningkatnya korupsi berakibat pada meningkatnya biaya barang dan jasa, yang kemudian bisa melonjakkan utang negara. Pada keadaan ini, inefisiensi terjadi, yaitu ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak kebijakan namun disertai dengan maraknya praktek korupsi, bukannya memberikan nilai positif misalnya perbaikan kondisi yang semakin tertata, namun justru memberikan negatif value added bagi perekono- mian secara umum. Misalnya, anggaran perusahaan yang sebaiknya diputar dalam perputaran ekonomi, justru dialokasikan untuk birokrasi yang ujung-ujungnya terbuang masuk ke kantong pribadi pejabat.
Berbagai macam permasalahan ekonomi lain akan mun- cul secara alamiah apabila korupsi sudah merajalela dan berikut ini adalah hasil dari dampak ekonomi yang akan terjadi, yaitu:
Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi dalam negeri. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan.
Penanaman modal yang dilakukan oleh pihak dalam negeri (PMDN) dan asing (PMA) yang semestinya bisa digunakan untuk pembangunan negara menjadi sulit sekali terlaksana, karena permasalahan kepercayaan dan kepastian hukum dalam melakukan investasi, selain masalah stabilitas.
Dari laporan yang diberikan oleh PERC (Political and Economic Risk Consultancy) pada akhirnya hal ini akan menyulitkan pertumbuhan investasi di Indonesia, khususnya investasi asing karena iklim yang ada tidak kondusif. Hal ini jelas karena terjadinya tindak korupsi yang sampai tingkat mengkhawatirkan yang secara langsung maupun tidak mengakibatkan ketidakpercayaan dan ketakutan pihak investor asing untuk menanamkan investasinya ke Indonesia.
Perlu disadari bahwa sebenarnya beberapa perusahaan multinasional sudah terikat pada kode etik internasional dari ICC (International Chamber of Commerce) yang bersepakat untuk tidak melakukan praktik-praktik korupsi dalam bisnis internasional. Selanjutnya ICC bersama dengan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) mengawasi dan menyerahkan kasus-kasus korupsi yang terjadi untuk diadili di negara perusahaan tersebut berasal.
Kondisi negara yang korup akan membuat pengusaha multinasional meninggalkannya, karena investasi di negara yang korup akan merugikan dirinya karena memiliki ‘biaya siluman’ yang tinggi.
Dalam studinya, Paulo Mauro mengungkapkan dampak korupsi pada pertumbuhan investasi dan belanja pemerintah bahwa korupsi secara langsung dan tidak langsung adalah penghambat pertumbuhan investasi (Mauro: 1995). Berbagai organisasi ekonomi dan pengusaha asing di seluruh dunia menyadari bahwa suburnya korupsi di suatu negara adalah ancaman serius bagi investasi yang ditanam.
Penurunan Produktifitas
Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka tidak dapat disanggah lagi, bahwa produktifitas akan semakin menurun. Hal ini terjadi seiring dengan terhambatnya sektor industri dan produksi untuk bisa berkembang lebih baik atau melakukan pengembangan kapasitas. Program peningkatan produksi dengan berbagai upaya seperti pendirian pabrik-pabrik dan usaha produktif baru atau usaha untuk memperbesar kapasitas produksi untuk usaha yang sudah ada menjadi terkendala dengan tidak adanya investasi.
Penurunan produktifitas ini juga akan menyebabkan permasalahan yang lain, seperti tingginya angka PHK dan meningkatnya angka pengangguran. Ujung dari penurunan produktifitas ini adalah kemiskinan masyarakat.
Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik
Ini adalah sepenggal kisah sedih yang dialami masyarakat kita yang tidak perlu terjadi apabila kualitas jalan raya baik sehingga tidak membahayakan pengendara yang melintasinya. Hal ini mungkin juga tidak terjadi apabila tersedia sarana angkutan umum yang baik, manusiawi dan terjangkau. Ironinya pemerintah dan departemen yang bersangkutan tidak merasa bersalah dengan kondisi yang ada, selalu berkelit bahwa mereka telah bekerja sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Rusaknya jalan-jalan, ambruknya jembatan, tergulingnya kereta api, beras murah yang tidak layak makan, tabung gas yang meledak, bahan bakar yang merusak kendaraan masyarakat, tidak layak dan tidak nyamannya angkutan umum, ambruknya bangunan sekolah, merupakan serangkaian kenyataan rendahnya kualitas barang dan jasa sebagai akibat korupsi.
Korupsi menimbulkan berbagai kekacauan di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek lain yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat birokrasi yang korup akan menambah kompleksitas proyek tersebut untuk menyembunyikan berbagai praktek korupsi yang terjadi.
Pada akhirnya korupsi berakibat menurunkan kualitas barang dan jasa bagi publik dengan cara mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, syarat-syarat material dan produksi, syarat-syarat kesehatan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Menurunnya Pendapatan Negara Dari Sektor Pajak
Sebagian besar negara di dunia ini mempunyai sistem pajak yang menjadi perangkat penting untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya dalam menyediakan barang dan jasa publik, sehingga boleh dikatakan bahwa pajak adalah sesuatu yang penting bagi negara.
Di Indonesia, dikenal beberapa jenis pajak seperti Pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Meterai (BM), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB). Di tingkat pemerintah daerah, dikenal juga beberapa macam pajak seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Restoran, dan lain-lain. Pada saat ini APBN sekitar 70% dibiayai oleh pajak di mana Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) merupakan jenis pajak yang paling banyak menyumbang.
Pajak berfungsi sebagai stabilisasi harga sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan inflasi, di sisi lain pajak juga mempunyai fungsi redistribusi pendapatan, di mana pajak yang dipungut oleh negara selanjutnya akan digunakan untuk pembangunan, dan pembukaan kesempatan kerja yang pada akhirnya akan menyejahterakan masyarakat. Pajak sangat penting bagi kelangsungan pembangunan negara dan kesejahteraan masyarakat juga pada akhirnya.
Kondisi penurunan pendapatan dari sektor pajak diperparah dengan kenyataan bahwa banyak sekali pegawai dan pejabat pajak yang bermain untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan memperkaya diri sendiri.
Kita tidak bisa membayangkan apabila ketidakpercayaan masyarakat terhadap pajak ini berlangsung lama, tentunya akan berakibat juga pada percepatan pembangunan, yang rugi juga masyarakat sendiri, inilah letak ketidakadilan tersebut.
Meningkatnya Hutang Negara
Kondisi perekonomian dunia yang mengalami resesi dan hampir melanda semua negara termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, memaksa negara-negara tersebut untuk melakukan hutang untuk mendorong perekonomiannya yang sedang melambat karena resesi dan menutup biaya anggaran yang defisit, atau untuk membangun infrastruktur penting. Bagaimana dengan hutang Indonesia?
Korupsi yang terjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar negeri yang semakin besar. Dari data yang diambil dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutang, Kementerian Keuangan RI, disebutkan bahwa total hutang pemerintah per 31 Mei 2011 mencapai US$201,07 miliar atau setara dengan Rp. 1.716,56 trilliun, sebuah angka yang fantastis.
Hutang tersebut terbagi atas dua sumber, yaitu pinjaman sebesar US$69,03 miliar (pinjaman luar negeri US$68,97 miliar) dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar US$132,05 miliar. Berdasarkan jenis mata uang, utang sebesar US$201,1 miliar tersebut terbagi atas Rp956 triliun, US$42,4 miliar, 2.679,5 miliar Yen dan 5,3 miliar Euro.
Posisi utang pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2009, jumlah utang yang dibukukan pemerintah sebesar US$169,22 miliar (Rp1.590,66 triliun). Tahun 2010, jumlahnya kembali naik hingga mencapai US$186,50 miliar (Rp1.676,85 triliun). Posisi utang pemerintah saat ini juga naik dari posisi per April 2011 yang sebesar US$197,97 miliar. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp6.422,9 triliun, maka rasio utang Indonesia tercatat sebesar 26%.
Sementara untuk utang swasta, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan jumlah nilai utang pihak swasta naik pesat dari US$73,606 miliar pada 2009 ke posisi US$84,722 miliar pada kuartal I 2011 atau setara 15,1%. Secara year on year (yoy) saja, pinjaman luar negeri swasta telah meningkat 12,6% atau naik dari US$75,207 pada kuartal I 2010.
Dari total utang pada tiga bulan pertama tahun ini, utang luar negeri swasta mayoritas disumbang oleh pihak non-bank sebesar US$71,667 miliar dan pihak bank sebesar US$13,055 miliar (www.metronews. com /read/news/ 2011,14 Juni 2011).
Bila melihat kondisi secara umum, hutang adalah hal yang biasa, asal digunakan untuk kegiatan yang produktif hutang dapat dikembalikan. Apabila hutang digunakan untuk menutup defisit yang terjadi, hal ini akan semakin memperburuk keadaan.
Kita tidak bisa membayangkan ke depan apa yang terjadi apabila hutang negara yang kian membengkak ini digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tidak produktif dan dikorupsi secara besar-besaran.
Dampak korupsi akibat kepemimpinan korup di lingkungan pemerintahan (eksekutif, legislatif, yudikatif) juga sangat besar terhadap dunia politik dan demokrasi suatu negara.
Menurutmu, apalagi bentuk konkret ketidakpercayaan terhadap pemerintah?
Pertahanan dan keamanan (Hankam) merupakan aspek yang penting bagi sebuah negara. Jika terjadi tindak pidana korupsi pada aspek tersebut, akan menimbulkan risiko berupa:
Lemahnya garis batas negara
Meningkatnya kekerasan dalam masyarakat
Kerawanan Hankamnas karena lemahnya alutsista (alat utama sistem pertahanan)
Dampak apa yang pertama kali tebersit dalam pikiranmu?
..........................
..........................
..........................
..........................
Rusaknya cara berpikir logis
Adanya alasan logis yang membenarkan tindak korupsi. Contohnya, menerima gratifikasi atau memberikan uang kepada petugas pembuat SIM agar mendapat antrean paling depan.
Memudarnya nilai budaya
Salah satu budaya ketimuran adalah budaya malu karena telah melakukan kesalahan. Namun karena sikap permisif terhadap korupsi, budaya tersebut dapat tergerus.
Bergesernya religiositas masyarakat
Tindak korupsi juga telah merambah wilayah kepercayaan seperti kasus korupsi dana pengadaan kitab suci Al-Quran.
Blau dalam tulisannya Exchange and Power in Social Life menyatakan ada dua jenis pertukaran sosial yang dialami oleh manusia, yaitu pertukaran sosial secara bebas dan pelayanan publik. Pertukaran sosial secara bebas adalah pertukaran yang terjadi antar individu. Sementara pertukaran sosial pelayanan publik adalah pertukaran yang terjadi antara institusi publik dan masyarakat.
--------------------------
Sebagai seorang warga negara, apa yang kamu lakukan apabila lingkungan terdekatmu terkena dampak sosial dan kemiskinan karena korupsi?
a. Diam saja, pasrah dengan keadaan
b. Mencoba mencari tahu akar permasalahan dan bergerak mendorong perubahan
c. Bukan urusan saya
Menurutmu apa dampak korupsi terhadap kaum rentan seperti anak dan perempuan? .........
Sebutkan apa saja fungsi pemerintah?
....................................
....................................
....................................
Menurutmu, apakah yang kamu tuliskan di atas sudah dijalankan dengan benar? Kalau belum, apa penyebabnya?
Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara
Dampaknya tidak hanya terhadap oknum yang melakukan, tetapi juga terhadap lembaga tempat oknum bertugas. Kredibilitas lembaga menjadi tercoreng di mata masyarakat bahkan dunia internasional.
Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Instansi Per 31 Desember 2019
Di bawah ini ada 5 lembaga/instansi yang berpotensi terpapar kasus tindak pidana korupsi. Lembaga mana yang masih kamu percaya? Urutkan lembaga yang paling tidak kamu percaya hingga yang paling kamu percaya dengan menuliskan angka 1-5! Tuliskan alasan penilaianmu pada kolom di bawah
Lembaga/ institusi
Legislatif
Penegak hukum
Lembaga/ Kementerian
Swasta
Pemerintah Daerah
Bandingkan jawabanmu dengan data terkait jumlah pelaku tindak pidana korupsi pada badan/institusi dalam kurun waktu 2004-2019 di bawah ini
“All earthquakes and disasters are warnings; there’s too much corruption in the world.” — Aristotle
Apa kamu sadar bahwa kejahatan korupsi memiliki efek penghancur yang besar? Apakah kamu juga merasakan dampaknya? ...
Dampak apa yang kamu rasakan ? ...